11Y05 –
Factorization (Faktorisasi)
Faktorisasi dalam matematika merupakan dekomposisi dari suatu obyek
(misalnya bilangan, polinomial, atau matriks) menjadi suatu obyek lain (dalam
hal ini disebut faktor), yang ketika
dikalikan bersama akan menghasilkan bilangan asalnya.
Tujuan dari faktorisasi biasanya adalah untuk mereduksi suatu objek menjadi
“basic building block” atau “blok pembangunan dasar” nya, seperti
bilangan-bilangan prima (untuk bilangan), atau polinomial tak tereduksi (untuk
polinomial). Faktorisasi prima diatur oleh teorema dasar aritmatika, sementara
faktorisasi polinomial diatur oleh teorema dasar aljabar. Selain itu, terdapat
juga rumus-rumus Viète yang mengaitkan koefisien-koefisien suatu polinomial
pada akar-akarnya.
1.
Faktorisasi Prima
Faktorisasi prima menggunakan teorema dasar aritmatika sebagai dasar atau
landasannya. Teorema dasar aritmatika dikemukakan oleh Euclid sekitar tahun 300
SM dalam bukunya “Elements” bagian IX. Pada bagian ini, Euclid juga
mengemukakan ketidak terbatasan bilangan prima.
Teorema dasar aritmatika berbunyi:
“Setiap bilangan komposit merupakan hasil perkalian
bilangan-bilangan prima dengan cara yang unik”.
Maksud unik dalam teorema tersebut adalah bahwa untuk setiap anggota
bilangan komposit (bilangan bulat positif yang lebih dari 1) hanya dapat
dinyatakan dalam satu kombinasi perkalian bilangan prima. Contohnya adalah 11 x
3 = 33. Tidak ada bilangan prima lain selain 11 dan 3 yang bila dikombinasikan
dengan perkalian akan menghasilkan 33.
Contoh faktorisasi prima:
200 = 23 x 52
164 = 22 x 41
Hingga kini, belum ada algoritma yang efisien untuk menunjukkan faktorisasi
non-kuantum. Tahun 2009, dilakukan percobaan faktorisasi bilangan oleh beberapa
peneliti yang dipimpin oleh Thorsten Kleinjung. Percobaan tersebut berlangsung
lama, yakni sekitar 2 tahun. Padahal, dalam percobaan tersebut telah digunakan
ratusan komputer sebagai alat bantunya.
Sifat matematis inilah yang hingga sekarang menjadi dasar algoritma
enkripsi berkunci publik RSA. Karena hingga sekarang, belum ditemukan teknik
untuk mendapatkan hasil faktorisasi prima yang cepat dan efisien. Karena hal
tersebut juga, enkripsi RSA tergolong sangat amandan hanya bisa dibuka dengan
cara paksa yang harus memakan waktu bertahun-tahun.
2.
Faktorisasi Polinomial
Faktorisasi Polinomial merupakan proses dekomposisi untuk mengubah bentuk
suatu polinomial ke dalam bentuk polinomial tak tereduksi. Faktorisasi
polinomial ini merupakan dasar dari sistem aljabar dalam komputer.
Dalam buku Vera Sanford, A Short History of Mathematics, dikemukakan bahwa
metode pemfaktoran polinom yang paling sering kita gunakan saat ini merupakan
metode pemfaktoran yang paling baru. Karena metode ini baru muncul setelah
diperkenalkan oleh Thomas Harriot pada tahun 1631. Harriot meninggal pada tahun
1621, namun bukunya “Artis Analyticae Praxis ad Aequationes
Algebraicas Resolvendas” dipublikasikan setelah kematiannya. Awalnya Harriot
menuliskan sejumlah penjumlahan dan pengurangan seperti (a+b) lalu (a-b),
kemudian (a+c) dan seterusnya. Kemudian hHarriot menuliskan bahwasannya
(aa-ba+ca) asalnya adalah (a-b)(a+c) dimana ia menggunakan a sebagai variabel
nya (sekarang kita biasa menggunakan x). Harriot pun menuliskan seluruh
(a±b)(a±c).
Faktorisasi polinomial diatur dalam
teorema dasar aljabar yang berbunyi:
“Setiap polinomial berderajat n akan
selalu memepunyai akar sebanyak n di ”
Teorema tersebut pertama kali ditulis oleh Peter Rothe dalam bukunya, Arithmetica Philosophica tahun 1608,
dan kemudian dikemukakan lagi oleh Albert Girard dalam bukunya L'invention
nouvelle en l'Algèbre pada tahun 1629. Kemudian
pada tahun 1799 barulah Gauss berhasil membuktikan teorema tersebut dalam
disertasinya.
Selain itu
terdapat juga Rumus Vieta yang menyatakan rumus-rumus
jumlah dan hasil kali akar-akar pada persamaan polinom. Dengan menggunakan
jumlah dan hasil kali ini kita bisa mendapatkan berbagai perhitungan akar-akar
walaupun kita tidak mengetahui nilai akar-akarnya. Bentuk-bentuk yang dicari
tersebut bisa simetris, bisa juga tidak simetris.
Bentuk Teorema Vieta:
a.
Persamaan Kuadrat
ax2 + bx
+ c = 0
x1 + x2 =
-b/a
x1x2 = c/a
b.
Persamaan
Kubik
ax3 + bx2 + cx + d = 0
x1 + x2 + x3= -b/a
x1x2 + x1x3 + x2x3 = c/a
x1x2x3 = -d/a
c. Persamaan Kuartik
ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0
x1 + x2 + x3 + x4 =-b/a
x1x2 + x1x3 + x1x4 +
x2x3 + x2x4 + x3x4 = c/a
x1x2x3 + x1x2x4 + x1x3x4 +x2x3x4 = -d/a
x1x2x3x4 = e/a
d.
Persamaan Kuintik
ax5 + bx4 + cx3 + dx2 + ex
+ f = 0
x1 + x2 + x3 + x4 + x5 =-b/a
x1x2 + x1x3 + x1x4 + x1x5 +
x2x3 + x2x4 + x2x5 + x3x4 + x3x5 + x4x5 = c/a
x1x2x3 +x1x2x4 +x1x2x5 +x1x3x4 +x1x3x5 +x1x4x5 +x2x3x4 +x2x3x5 +x2x4x5 +x3x4x5 =-d/a
x1x2x3x4 +x1x2x3x5 + x1x2x4x5 + x1x3x4x5 + x2x3x4x5 = e/a
x1x2x3x4x5 =
-f/a
Referensi
http://eprint.iacr.org/2010/006.pdf (Factorization of a 768-bit RSA modulus)
https://books.google.co.id/books?id=771CAAAAcAAJ&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false